Senin, 06 Maret 2017

BlueMoon

Bln. purnama ini sesungguhnya akan tidak tampak berwarna biru, namun lebih condong pada warna abu-abu keperakan. Blue Moon bakal berlangsung pada Jumat malam serta adalah yang pertama mulai sejak Agustus 2012, Fenomena Blue moon akan tidak ada lagi dalam kurun saat sepanjang tiga th. hingga 31 Januari 2018.

Fase bln. purnama biru pada Jumat malam tanggal 31 Juli 2015 sesuai sama pengertian kalender ‘biru’ lantaran ada bln. purnama lain pada tanggal 2 Juli terlebih dulu. blue moon berlangsung lantaran ada ketidaksamaan pada kalender serta penanggalan bln. kurun waktu yang sama. Seperti yang kita kenali penanggalan bln. dalam kalender berjalan 28-31 hari, sesaat untuk sebulan lain interval waktunya pada dua bln. penuh berjalan sepanjang 29, 53 hari. ada pula pengertian lain menyampaikan kalau blue moon berlangsung sebagai siklus ‘musiman’ ketiga dari empat bln. purnama dalam satu musim.

Menurut pengertian ini, bln. purnama kelak akan tidak tampak ‘biru’ sekalipun, sekurang-kurangnya astrolog menyampaikan bln. biru menandai saat spesifik sebagai bentuk peluang serta pergantian. Menurut histori, terjadinya blue moon atau bln. purnama biru memanglah pernah terlihat berwarna biru, namun itu berlangsung lantaran ada sebab lain yang mensupport terjadinya blue moon, penyebabnya lain itu yaitu ada letusan gunung berapi seperti yang berlangsung pada th. 1883, bln. biru nampak nyaris tiap-tiap malam sesudah gunung berapi Krakatau meletus dengan kemampuan setara bom nuklir. abu letusan gunung ini naik meraih ke ketinggian atmosfer serta memfilter partikel lain dengan merubah sinar bln. jadi tampak biru.

Bln. purnama biru yang dikarenakan letusan gunung berapi juga tampak pada th. 1983 sesudah berlangsung letusan gunung berapi El Chichon di Meksiko serta Gunung St Helens dan Gunung Pinatubo yang meletus pada th. 1980 serta 1991. menurut laporan lain, blue moon sempat juga tampak lantaran dikarenakan oleh kebakaran rimba yang membuahkan asap memiliki kandungan satu mikron-lebar partikel abu serta bisa membuahkan Blue Moon Fenomena Bln. Purnama Biru Dalam Astronomi

Supermoon

Arti supermoon sesungguhnya bukanlah arti yang didapatkan dari beberapa astronom. Arti supermoon adalah terminologi yang didapatkan dari beberapa astrolog untuk fenomena saat Bln. ada di fasa Purnama. Apa bedanya dengan fasa Purnama yang lain? 

Supermoon berlangsung saat Bln. ada dalam fase purnama. Serta bukan sekedar itu, Bln. Purnama itu sebaiknya berbarengan dengan posisi Bln. yang tengah ada pada jarak paling dekat dengan Bumi atau tengah di titik perigee. 

Bln. purnama adalah fenomena yang berlangsung tiap-tiap bln.. Serta pastinya dalam peredaran mengelilingi Bumi, Bln. bakal selalui lewat titik perigee saat ia ada paling dekat dengan Bumi (ingat bentuk lintasan itu ellips jadi ada waktu saat ia ada paling dekat serta paling jauh dari Bumi). 

Namun, saat Bln. ada di titik perigee, ia tak ada di jarak yang pas sama dari th. ke th.. Ada macam posisi perigee yang dilewati Bln. di selama th.. 

Saat Bln. tengah purnama, ia tidak selamanya tengah ada pada posisi perigee. Namun tiap-tiap th., ada waktu saat Bln. Purnama bertepatan atau begitu dekat dengan posisi Bln. di perigee. 

Fenomena berikut yang di kenal sebagai fenomena supermoon di kelompok beberapa astrolog (ingat astrolog serta bukanlah astronom!). 

Di th. 2012, fenomena supermoon a. k. a Bln. super ini berlangsung di bln. Mei saat Bln. tengah ada di titik paling dekat dengan Bumi pada jarak 356. 953 km.. Yang menarik Bln. meraih titik perigee pada tanggal 6 Mei jam 10. 33 wib serta 2 menit lalu bln. meraih fase purnama. 

Ketika itu, untuk pengamat di Bumi yang punya kebiasaan mencermati Bln. mereka bakal merasakan Bln. terlihat 14% semakin besar serta 30% lebih jelas di banding Bln. Purnama yang lain di th. 2012. Namun untuk mereka yg tidak punya kebiasaan mencermati Bln., jadi akan tidak terlihat ketidaksamaan apa pun. 

Apa dampaknya? Dalam siklus alamiah, Bln. memengaruhi terjadinya style gunakan surut laut di Bumi, serta saat Bln. 'mendekat', tentunya dampak gravitasi Bln. jadi semakin besar. Namun apakah dapat menyebabkan bencana? 

Mari kita sedikit berhitung dengan matematika. Ambillah rata-rata jarak Bumi-Bulan 382. 900 km, sedang pada tanggal 6 Mei 2012, Bumi-Bulan berjarak 356. 953 km, atau 'mendekat' sejarak 25. 947 km, atau cuma 6, 7% lebih dekat di banding rata-rata. 

Dengan jarak hanya 6, 7% lebih dekat, pastinya yang berlangsung cuma fenomena alami yang memanglah berlangsung setiap waktu. Dampak gunakan surut yang berlangsung juga tak memberi ketidaksamaan yang penting. 

Bahkan juga walau Bln. Purnama berlangsung waktu ada di titik paling dekat dengan Bumi juga, menurut studi geofisika sedikit diketemukan efek penting pada keseimbangan daya Bumi. 

Peristiwa menarik yang lain sesudah bln. ada di posisi perigee pada tanggal 6 Mei, pada tanggal 19 Mei, Bln. bakal ada pada titik terjauhnya dari Matahari pada jarak 406. 500 km serta 2 hari lalu pada tanggal 21 Mei jam 06. 54 wib berlangsung Gerhana Matahari Cincin. 

Sang gerhana matahari cincin ini bakal berlangsung saat Bln. ada pada segi terjauhnya serta Matahari - Bln. - Bumi sejajar. Lantaran ada di titik paling jauh, piringan Bln. bakal 'tampak' lebih kecil hingga Matahari bakal terlihat seperti cicin api untuk beberapa pengamat yang mujur lihat fenomena ini. 
Sayangnya, fenomena Gerhana Matahari Cincin 21 Mei itu akan tidak bisa di nikmati oleh orang-orang Indonesia.

Sabtu, 04 Maret 2017

Hujan Meteor

Hujan Meteor : Pengertian, Ciri-ciri dan Jenisnya
Advertisement


Meteor merupakan meteorid yang masuk kedalam bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi yang menariknya masuk. Meteorid ini adalah salah satu jenis benda padat yang ada di sistem tata surya dimana bumi kita berada yang berterbangan tidak beraturan. Kandungan material yang ada di dalam meteor pun tidak jauh berbeda dengan jenis – jenis batuan yang ada di bumi, seperti mengandung logam besi atau nikel atau material penyusun batuan bumi seperti karbon dan silikat. (baca juga: ciri – ciri asteroid)

Meteor ini akan terbakar ketika masuk ke bumi karena adanya gesekan dengan lapisan atmosfer bumi. Salah satu jenis lapisan atmosfer bumi ini berfungsi menahan dan menghalangi adanya benda langit untuk masuk ke dalam bumi, tepatnya adalah lapisan mesosfer. Fungsi lapisan mesosfer bagi bumi adalah menghalangi meteor atau benda langit lainnya untuk jatuh masuk ke dalam bumi.

Oleh karena itu terjadilah gesekan antara meteor dengan lapisan atmosfer yang menyebabkan meteor tersebut suhunya naik lalu terbakar. Dan meteor yang terbakar inilah yang sering kita sebut sebagai bintang jatuh ketika meteor ini melintasi bumi yang merupakan salah satu planet di tata surya. Meteor yang terbakar tersebut bisa habis terbakar sehingga tidak sampai jatuh ke lapisan kerak bumi. tetapi yang tidak habis terbakar, apalagi jika ukurannya masih sangat besar ketika jatuh ke bumi, maka meteor yang jatuh tersebut bisa membentuk kawah meteor pada lapisan permukaan bumi seperti yang ada di Arizona, Amerika, yaitu kawah Barringer.

Jika meteor yang jatuh ini lebih dari satu atau dengan kata lain adalah dalam jumlah banyak, maka peristiwa meteor yang jatuh ini dinamakan hujan meteor karena jika kita lihat dari bumi peristiwa tersebut terlihat seperti sedang turun hujan.


Jenis – Jenis Hujan Meteor

1.Hujan Meteor Perseid

perseid2Radian Hujan meteor ini jika dilihat berasal dari konstalasi Perseus, maka dari itu dinamakan dengan Perseid. Meteor yang jatuh diperkirakan memiliki kecepatan sekitar 60 km per jam. Meteornya pun memiliki kilatan yang terang dan ekor cahaya yang panjang. Hujan Meteor Perseid berasal dari serpihan debu ekor komet Swift Tuttle yang mengelilingi matahari 13o tahun sekali. Hujan meteor ini biasanya akan terihat di wilayah bumi pada belahan bagian utara di malam musim panas.

Umumnya akan terlihat pada sekitar pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus setiap tahunnya. Dan menurut ahli astronomi, hujan meteor perseid diperkirakan akan berbahaya bagi kehidupan bumi karena diperkirakan pada tahun 2126, hujan meteor ini berjarak sangat dekat dengan bumi dan dikhawatirkan serpihannya akan jatuh manimpa bumi jika serpihannya masih berukuran sangat besar dan tidak habis terbakar.


2. Hujan Meteor Lyrid

lyridRadian Hujan meteor Lyrid berasal dari  konstalasi Lyra yang penampakannya muncul dimulai tanggal 16 hingga tanggal 26 pada bulan April sehingga sering disebut juga dengan Alpha Lyrids atau April Lyrids. Puncak hujan meteor ini adalah sekitar tanggal 22 hingga tanggal 23 pada bulan April. Hujan meteor Lyrid dapat teramati pada jam 00.00 dini hari hingga sekitar pukul 03.00 pagi.

Hujan meteor Lyrid berasal dari sisa debu ekor komet yang bernama Comet C/1961 G1 Thatcher yang memiliki kemiringan orbit hampir 80° dengan bidang sistem tata surya. Hujan meteor ini sudah ada dan teramati sejak 2600 tahun yang lalu sehingga hujan meteor ini merupakan hujan meteor yang paling lama keberadaannya dibandingkan dengan hujan meteor yang lainnya.


3. Hujan Meteor Orionid

OrionidHujan Meteor Orionid terlihat berasal dari radian konstalasi Orion dan muncul setiap tahun pada sekitar minggu terakhir di bulan Oktober atau di sekitar tanggal 21 pada bulan Oktober. selain itu pada hujan meteor orionid ini sangat jelas terlihat 15 hingga 20 meteor berwarna hijau dan kuning setiap jamnya yang jatuh.

Hujan Meteor Orionid ini akan dapat terlihat pada sekitar pukul 00.00 dini hari hingga 05.00 pagi. Hujan meteor orionid berasal dari pecahan komet Halley. Komet Halley merupakan komet yang melintasi bumi setiap 76 tahun sekali.


4. Hujan Meteor Geminid

geminidHujan Meteor Geminid ini berasal dari asteroid yang disebut Palladian yang bernama 3200 Phaeton. Hujan meteor Geminid biasanya akan terjadi pada sekitar pertengahan bulan Desember setiap tahunnya dan puncaknya pada sekitar tanggal 13 atau tanggal 14 di bulan Desember yang dapat terlihat pada belahan bumi bagian utara maupun belahan bumi bagian selatan dan menghasilkan kilauan warna meteor seperti warna putih, biru, kuning, merah, dan hijau.

Hujan meteor geminid ini biasanya akan terlihat pada antara pukul 02.00 pagi hingga 03.00 pagi, waktu setempat. Diperkirakan hujan meteor geminid ini pertama kali terlihat di bumi pada tahun 1862.


5. Hujan Meteor Quadrantid

quadrantidHujan Meteor Quadrantid sama seperti hujan meteor geminid yang tidak berasal dari komet tetapi berasal dari asteroid. Hujan meteor quadrantid ini berasal dari rasi bintang quadrands muralis. Umumnya hujan meteor quadrantid akan terjadi pada sekitar akhir bulan Desember hingga awal bulan Januari setiap tahunnya dan paling jelas terlihat pada belahan bumi bagian utara, karena posisi radian atau arah datangnya hujan meteor Quadrantid di langit utara yang jauh lebih baik.

Sedangkan di Indonesia, hujan meteor Quadrantid ini akan terlihat dari arah timur laut pada sekitar pukul 00.00 dini hari atau pada saat setelah rasi bintang Bootes terbit, yaitu sekitar pukul 03.00 WIB hingga menjelang fajar. Diperkirakan hujan meteor jenis quadrantid ini sudah ada lebih dari 500 tahun yang lalu.


6. Hujan Meteor Eta Aquariids

eta aquariidRadian Hujan Meteor Eta Aquariids berasal dari konstalasi Aquarius atau Eta Aquarii. Tetapi walaupun berasal dari konstalasi Aquarius, untuk emnikmati hujan meteor ini kita tidak perlu melihat dari arah dimana rasi bintang Aquarus berada, karena kemunculan meteor-meteor pada hujan meteor Eta Aquariids ini dapat datang dari segala penjuru langit.

Hujan Meteor Eta Aquariids ini akan muncul pada sekitar pertengahan bulan April hingga akhir bulan Mei. Hujan meteor eta aquariids berasal dari pecahan komet Halley yang muncul setiap 76 tahun sekali dan akan bisa diamati sekitar pukul 02.00 pagi.


7. Hujan Meteor Delta Aquariids

delta aquariidRadian Hujan Meteor Delta Aquariids sama seperti pada Radian Hujan Meteor Eta Aquariids, yaitu sama – sama berasal dari konstalasi Aquarius. Bedanya, Hujan Meteor Delta Aquariids berasal dari pecahan komet Marsden dan Kracht Sungrazing.

Hujan Meteor Delta Aquariids biasanya akan terlihat pada sekitar akhir bulan Juli yang puncak aktivitasnya berada diantara tanggal 28 Juli hingga 30 Juli yang dapat terlihat baik di belahan bumi bagian selatan maupun belahan bumi bagian utara, tetapi akan lebih banyak penampakannya pada belahan bumi selatan karena biasanya akan terlihat 15 hngga 20 meteor pada setiap jamnya. Hujan meteor ini pertama kalinya diamati pada tahun 1870.


8. Hujan Meteor Leonids

LeonidRadian Hujan Meteor Leonid berasal dari konstalasi Leo dan berasal dari pecahan komet Swift Temple Tuttle atau disebut juga dengan komet 55P yang melintasi bumi setiap 33 tahun sekali. Hujan Meteor Leonid akan terlihat pada bulan November diantara sekitar tanggal 10 hingga tanggal 21 setiap tahunnya.

Hujan Meteor Leonids akan dapat dinikmati pada malam  hari sekitar pukul 22.30 yang muncul dari rasi bintang leo dari arah timur menuju barat dan dengan kondisi langit yang benar – benar gelap tidak terganggu dengan cahaya bulan. Hujan meteor Lenoid ini dulunya terkenal dengan penghasil “badai meteor” karena pada tahun 1966 dan tahun 1999 – 2002 sempat menghasilkan lebih dari 3.000 meteor tiap menitnya.